5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pelaku Diet Karbo


Hasil gambar untuk diet karbo

Diet rendah karbohidrat atau yang biasa kita sebut dengan diet karbo sedang cukup digemari para kids zaman now sebagai salah satu cara untuk menurunkan berat badan dan jadi gaya hidup sehat.

Memang tidak mudah untuk menjalani diet karbo karena kamu harus mengeliminasi sejumlah besar karbo dari asupan makan harianmu. Tapi memang hal terpenting dalam menjalani hidup sehat adalah komitmen.

Jika kamu sedang melakukan diet karbo dan tak segera mendapatkan hasilnya, bisa jadi kamu melakukan salah satu dari kesalahan berikut ini.


Lah, diet karbo kok malah terlalu banyak makan karbohidrat?
Banyak orang salah kaprah dalam mengartikan diet karbo ini. Seperti berapa banyak gram karbohidrat yang bisa mereka konsumsi dalam sehari.
Ada yang menyebutkan bahwa sekitar 100-150 gram, ada yang menyebutkan di bawahnya. Kesalahan inilah yang mengakibatkan orang malah kebanyakan konsumsi karbohidrat.
"Jika kamu ingin mendapatkan ketosis (proses di mana liver memproses protein jadi glukosa karena tidak adanya karbohidrat dalam tubuh), makanlah di bawah 50 gram karbo tiap harinya," kata Kris Gunnars, ahli diet dan penulis Authority Nutrition, dikutip dari HealthLine.

Sebagai pengganti karbo, biasanya para pelaku diet ini memakan banyak protein. Protein adalah makronutrien yang sangat penting, tapi justru kebanyakan orang tidak mendapatkan cukup protein tiap harinya.
Fungsi protein adalah meningkatkan rasa kenyang dan menambah pembakaran lemak ketimbang makronutrien lainnya. Intinya, makin banyak protein makin banyak berat badanmu yang turun.
Sayangnya kebanyakan pelaku diet karbo mengandalkan terlalu banyak protein hewani daripada nabati, tutur Gunnars.
Konsumsi protein yang berlebihan dapat mencegahmu dari timbulnya ketosis. Singkatnya, diet karbomu malah jadi sia-sia. Gunnars menyarankanmakan 1,5-2 gram protein dari jumlah berat badanmu.
Lemak masih jadi momok bagi sebagain besar orang yang ingin melakukan diet, karena masih disinyalir sebagai pemicu terbesar kegemukan. Dan orang yang melakukan diet karbo malah cenderung menggabungkannya dengan diet rendah lemak juga.
"Ini kesalahan besar. Lemak dapat membantumu memberi energi karena tidak ada asupan karbo. Kamu bisa sakit dan akhirnya berhenti melakukan diet ini," kata Gunnars.
Jangan takut lemak, tapi juga jangan konsumsi sembarang lemak. Lemak ada juga yang baik seperti lemak omega-3 dalam ikan atau minyak zaitun dan Gunnars sarankan kamu untuk memakan 70 persen lemak dari total kalori harian.
Sekali lagi, karena kamu tidak memakan atau mengurangi karbo, ada banyak hal yang harus diperhatikan untuk jadi pengganti. Pada diet rendah karbo, level insulin turun dan tubuh mulai membuang sisa-sisa sodium (dari ginjal) dan air bersamaan.
Namun sodium merupakan elektrolit krusial dalam tubuh dan bisa bermasalah kalau ginjal kita membuang terlalu banyak sodium. Kalau kita kurang sodium, kita bakalan merasa pusing, lelah, dan bahkan konstipasi.
Gunnars sarankan untuk menambah asupan sodium dalam makananmu, seperti tambahan garam atau meminum air kaldu hangat dalam bentuk sup.
Tubuh kita pada dasarnya memang didesain untuk membakar karbohidrat. Namun jika tidak ada karbohidrat maka tubuhmu harus berganti dengan sumber energi lain, misalnya lemak dari dietmu atau dari yang disimpan oleh tubuhmu.
Butuh beberapa waktu bagi tubuhmu untuk beradaptasi dari hal tersebut, makanya sering awal-awal melakukan diet karbo kamu akan merasa sedikit tidak enak badan.
"Ini disebut 'flu rendah karbo' dan memang terjadi kepada banyak orang. Dalam pengalamanku, ini bisa sekitar 3-4 hari tapi untuk adaptasi penuh butuh beberapa minggu," tutur Gunnars.
Karena itu penting untuk bersabar jika kamu sedang dalam diet karbo karena tubuhmu tidak bisa beradaptasi secara instan.
Kamu punya pengalaman serupa saat melakukan diet karbo? Yuk bagikan ceritamu di kolom komentar, atau ke Diet Experience di detikHealth!

0 komentar:

Posting Komentar